Ini adalah pengalaman pribadi yang terjadi dalam hidup saya ..
Dahulu, ketika saya berumur 19 Tahun, saya sempat berpikir
untuk bisa merancang mimpi .. untuk apa? untuk menghindari
mimpi-mimpi buruk yang kala itu sering hadir dalam tiap tidur
saya. Saya sadar banyak keunikan yang Allah SWT anugerahi
dalam diri saya, terlalu banyak, hingga tak mampu jika harus saya
jabarkan satu persatu. Salah satu anugerah yang selalu saya syukuri adalah kemampuan jari-jari saya yang mampu menari dengan sendirinya mengikuti alur pikiran saya.
Namun tak hanya itu .. saya mulai menyadari keunikan ini ketika saya duduk
di semester 1. Ketika itu sebelum tidur saya sempat menghitung bintang dilangit
(pasti pada mikir ga ada kerjaan banget deh..tp ini mmg yg srg saya lakukan ketika
saya sedang merasa jenuh). Bintang yang bertebaran dilangit saat itu banyak sekali
terlalu banyak hingga setiap kali jari telunjuk ini memindahkan posisinya, saya merasa
ada bintang lain yang terlewat. Ternyata memang ada mitos yang menyatakan bahwa
jangan pernah menghitung bintang karena semakin dihitung maka akan semakin banyak
yang muncul dan berkilau. Tapi jujur, saya mengindahkan hal itu dan terus menghitung
hingga mencapai angka 233. Pada hitungan ke 233 itu saya mulai mengantuk. Perlahan
saya turun dari genting rumah sembari berbicara dalam hati, "Hari ini aku mau mimpi
tinggal di Manhattan NY" .. terus menerus saya ucapkan kalimat itu didalam hati hingga saya
melangkahkan kaki tepat dipintu kamar.
Tak langsung tidur karena masih harus mencuci tangan dan kaki serta menyikat gigi.
Seusai menjalankan semua ritual sebelum tidur tersebut, saya bergegas menaiki tempat
tidur dan mulai melebarkan bed cover yang sudah menyambut saya.
Sebelum terlelap tak lupa saya berdoa .. berharap tak ada lagi mimpi buruk yang terjadi
akhir2 ini. Ini anehnya, saya tak langsung terlelap malam itu (ini tak biasanya terjadi..).
Tiba-tiba saja saya kembali teringat kalimat yang saya ucapkan ketika saya menuruni
genting rumah seusai menghitung bintang. "Mau mimpi tinggal di Manhattan NY .."
YA! tanpa pikir panjang saya dengan segera mebayangkan hal itu. pokoknya yang saya
bayangkan saat itu adalah saya keluar dari Apartemen saya di kawasan Manhattan New
York dengan mengenakan dress berwarna hijau toska dengan rambut terurai sedikit
make-up dibagian mata dan bibir dan beralaskan High Heels putih nan elegan dan nyaman.
Bayangannya mirip wanita-wanita dewasa yang berjalan dengan bangganya dengan
rambut yang berterbangan dan postur tubuh tegap menikmati aroma Manhattan
lengkap dengan semua kesibukannya. Indah bukan?? serupa seperti scene di film-film.
Tapi itulah yang saya bayangkan!
Berlanjut hingga sampai di kantor ditempat saya bekerja. Sebuah stasiun televisi ternama
dan menjadi penyiar berita disana. Berteman baik dengan secangkir kopi, laptop dan tak
jarang pula sebuah pena dan berlembar-lembar kertas. Sesaat menerima telp dari ponsel
pribadi, dibarengi dengan senyuman kecil dan curi-curi pandang dengan rekan seprofesi
yang duduk tepat dihadapan saya. Menghabiskan waktu dengan berbagai macam peliputan lapangan. Darimulai investigasi di tempat kejadian perkara hingga harus mewawancarai
sang Presiden Amerika Goerge Walker Bush. Waktu berganti malam, seusai bekerja kembali
ke Apartemen menikmati secangkir teh hangat sambil memandangi keindahan kota Manhattan dari balkon apartemen dengan sweater longgar dan celana panjang. Membiarkan televisi menyala begitu saja dan musik klasik yang terdengar hingga balkon.
Membiarkan pintu balkon terbuka lebar sehingga angin malam dapat mengiringi waktu istirahat saya. Duduk di sofa nan lembut dan nyaman. Saya kembali membuka laptop saya
seraya mengecek email dari teman-teman maupun kerabat di Indonesia. Tak lama kemudian saya terlelap dan terlelap ..
Ketika terbangun, kulihat wajah mama tercinta yang mebangunkanku dari lelap malam itu.
Sungguh semua itu hanya mimpi! Manhattan .. Jurnalis Top .. Apartemen .. Secangkir Teh ..
Balkon .. dsb! itu hanya MIMPI !!
saya pun tersadar bahwa itu adalah kelanjutan kisah yang saya bayangkan sesaat sebelum saya tidur. Tak mampu menjabarkan semua itu. Semua terasa begitu mudah ..
Saya seolah menjadi Sutradara atas mimpi saya sendiri ..
Hal inipun tak saya diamkan begitu saja .. malam harinya ketika akan tidur, saya kembali
membayangkan hal-hal yang saya inginkan. Berharap agar kisah itu akan menjadi kelanjutan
mimpi saya. Ternyata! hal ini berlangsung hingga sekarang .. sebuah mimpi yang mampu
saya rancang dengan sendirinya. Sungguh sebuah Anugrah yang tak dimiliki anak-anak
seumuran saya .. tapi sungguh kisah ini nyata!
Saya selalu menyebut hari unik itu sebagai "Satu hari untuk Bermimpi"
hari dimana saya mampu menghentikan semua mimpi-mimpi buruk
yang saya alami pada malam-malam sebelumnya..
Terima Kasih, Allah SWT atas segala bentuk karunia dan anugrah yang telah Engkau berikan.
Jumat, 17 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar