
Mungkin bagi beberapa orang, saya terlalu berlebihan menanggapi kabar ini. Tapi jujur, bagi saya ini sesuatu yang berharga. Saya memang tidak mengenal "Mbah Surip". Saya hanya tahu beberapa lagunya yang memang hits saat ini berjudul "Tak Gendong" (selain itu, Nadira keponakan saya sangat menyukai lagu ini .. dgn begitu semakin akrab saja dengan lagu ini).
Sosoknya yang nyentrik dan terkesan lucu dan asal-asalan, justru membuat saya kagum dan salut terhadap sosok beliau. Dalam kesehariannya, ia tak luput mengucapkan sepatah kalimat "I LOVE YOU FULL" yang dibarengi dengan tertawaan khasnya "Ha .. Ha .. Ha .. Ha". Tanpa kita sadari yah, sebenarnya banyak hal yang dapat kita petik dari kehidupannya.

KESEDERHANAAN! itu yang selalu saya anggap sebagai "trademark" beliau. Setiap kali menonton berbagai infotainment di jagad raya ini, saya selalu melihatnya dengan pakaian yang itu2 saja .. dengan gitarnya yang unik dan dengan sepeda motornya yang (menurut saya) amat sangat "BIASA SAJA". Ia menjadi tenar dan tetap sederhana, sesederhana namanya, "Mbah Surip". Ia jauh dari hingar bingar dunia entertainment yang mampu memberinya sebuah mobil mewah sekelas Jaguar (mungkin). Ia adalah simbol kesederhanaan. Sesosok simbol kehidupan yang selalu (dan SEHARUSNYA) mengingatkan kita pada kesederhanaan. Tak perlu sebuah mobil sedan mewah, tak perlu sesosok sopir berseragam serta berkacamata hitam, tak perlu pakaian bermerek, tak perlu gitar listrik, tak perlu BlackBerry, tak perlu MacBook, tak perlu minuman beralkohol, tak perlu sebotol shampoo karena yang ia butuhkan hanyalah mengikuti kata hatinya dan segelas kopi (dan sejujurnya dia lah pemenang sejati dan seniman abadi). Ia hanya perlu mengalirkan setiap kord gitar sederhananya, tertawaan khasnya dan ALHASIL (*hocus focus*) semua pun SENANG, RIANG GEMBIRA, BAHAGIA TANPA BATAS dan JAUH DARI STRESS.
Itulah Mbah Surip, sesosok unik yang patut kita contoh. Sekali lagi ia mengajarkan saya untuk bersyukur dan bersyukur. Gonjang-ganjing mengenai royalti dari RBT nya pun tak terlalu ditanggapi serius oleh keluarganya. Mereka mengembalikan semua kepada pemiliknya, Allah SWT. (Subhannallah! sungguh hebat! SALUT KU untukmu, Mbah!)
Semua didunia ini sudah diatur sesuai dengan kemampuan kita masing2. "Semua sudah dikotak-kotakkan menjadi satuan-satuan yang sesuai dan pas dengan porsi setiap individu. Kita tak perlu iri terhadap apa yang didapatkan oleh orang lain, melainkan harus bersyukur terhadap diri kita sendiri dan mensyukuri atas apa yang telah kita peroleh." Sekali lagi itulah pesan moral yang saya dapatkan dari seorang Mbah Surip yang datang dan berjuang di ibukota Jakarta dengan sepeda ontelnya dari Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar